Rabu, 12 Agustus 2009

Pisang

Pisang

(Musa Paradisiaca, Linn.)

Sinonim :

Familia :
Musaceae


Uraian :
Tumbuhan ini berasal dari Asia dan tersebar di spanyol, Itali, Indonesia, Amerika dan bagian dunia yang lain. Tumbuhan pisang menyukai daerah alam terbuka yang cukup sinar matahari , cocok tumbuh didataran rendah sampai pada ketinggian 1000 meter lebih diatas permukaan laut. Pada dasarnya tanaman pisang merupakan tumbuhan yang tidak memiliki batang sejati. Batang pohonnya terbentuk dari perkembangan dan pertumbuhan pelepah pelepah yang mengelilingi poros lunak panjang , Batang pisang yang sebenarnya terdapat pada bonggol yang tersembunyi di dalam tanah


Nama Lokal :
Banana (Inggris), Tsiu, Cha (Cina), Pisyanga, Kila (India); Pisang (Indonesia), Klue (Thailand), Pyaw, Nget (Burma); Gedang (Jawa), Cau (Sunda), Biu (Bali), Puti (Lampung); Wusak lambi, lutu (Gorontalo), Kulo (Ambon), Uki (Timor);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Pendarahan rahim, Merapatkan vagina, Sariawan usus, Ambeien; Cacar air, Telinga dan Tenggorokan bengkak, Disentri, Amandel; Kanker perut, Sakit kuning (lever), Pendarahan usus besar, Diare;

Pemanfaatan :

1. Kanker Perut
Bahan: Tunas / anak batang pohon pisang dan 1 potong tumbuhan
benalu teh
Cara membuat: anak pisang diparut dan diambil airnya sebanyak 4
gelas, kemudian direbus bersama dengan benalu teh tersebut
sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 gelas, pagi dan sore
dan dilakukan secara teratur.

2. Sakit Kuning
Bahan: Buah pisang emas yang sudah masak
Cara menggunakan: makan buah pisang emas yang banyak.

3. Keluarga Berencana
Bahan: Bunga Pisang ambon
Cara membuat: direbus dengan air sampai mendidih
Cara menggunakan: diminum airnya 2 kali sehari, pagi hari dan
sebelum tidur. Dilakukan selama 7 hari berturut turut sesudah
menstruasi atau melahirkan.

4. Pendarahan Usus Besar
Bahan: tunas/ anak pisang dan 1 potong bonggol benalu teh
Cara membuat: anak pisang diparut dan diperas untuk di ambil
airnya sebanyak 2 gelas kemudian direbus bersama dengan
bonggol benalu teh tersebut sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas.
Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari 1 cangkir.

5. Pendarahan Rahim
Bahan: tunas / anak pisang dan 1 potong bonggol benalu teh
Cara membuat: anak pisang diparut dan diambil airnya sebanyak 2
gelas. Kemudian direbus bersama dengan bonggol benalu teh
tersebut sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas.
Cara menggunakan: disaring dan diminum 1 kali sehari 1/2 gelas.

6. Mencegah Pendarahan Sehabis Melahirkan
Bahan: batang pohon pisang
Cara membuat: batang pohon pisang diparut untuk diambil airnya.
Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari 1/2 gelas.

7. Sariawan Usus
Bahan: Kulit buah pisang kluthuk yang sudah masak dan buah
pisang mentah.
Cara membuat: Kulit pisang kluthuk dan buah pisang mentah
tersebut diiris-iris tipis, kemudian ditumbuk halus, diperas sampai
keluar airnya dan diembun-embunkan semalam di luar rumah.
Cara menggunakan: diminum setelah bangun tidur / pagi hari.

8. Merapatkan Vagina dan Mencegah Pendarahan
Bahan: batang pohon pisang batu yang belum berbunga.
Cara membuat: Pohon pisang dipancung untuk diambil airnya yang
bersih
Cara menggunakan: digunakan untuk mencuci Vagina setelah
bersalin.

9. Ambeien
Bahan: buah pisang kluthuk yang masih mentah, adas pulasari
secukupnya dan 1 potong gula merah.
Cara membuat: buah pisang kluthuk diparut untuk diambil airnya.
Kemudian dicampur dengan bahan lainnya dan diaduk sampai
merata.
Cara menggunakan: disaring dan diminum.

10. Cacar Air
Bahan: bonggol batang pisang kluthuk, adas pulosari
Cara membuat: bonggol pisang diparut untuk diambil airnya,
kemudian dicampur dengan bahan lainnya sampai merata.
Cara menggunakan: disaring dan diminum.

11. Telinga Bengkak
Bahan: Kulit pisang kustruk
Cara membuat: Kulit pisang dipanggang dan dalam keadaan
hangat-hangat diperas untuk diambil airnya.
Cara menggunakan: dioleskan pada bagian telinga yang bengkak.

12. Tenggorokan Bengkak
Bahan: Bonggol pisang kapok (kepok)
Cara membuat: Bonggol pisang diparut dan diperas untuk diambil
airnya.
Cara menggunakan: dipakai untuk kumur.

13. Disentri
Bahan: Bonggol pisang kluthuk
Cara membuat: diparut untuk diambil airnya sebanyak 1/2 gelas
Cara menggunakan: diminum 3 hari sekali

14. Diare (orang dewasa)
Bahan: buah pisang kapur mentah
Cara membuat: dibakar
Cara menggunakan: dimakan

15. Diare (Bayi)
Bahan: buah pisang kapok (kepok) mentah
Cara membuat: diiris-iris dan digoreng tanpa minyak
Cara menggunakan: dimakan oleh ibu yang sedang menyusui bayi
tersebut.

16. Amandel
Bahan: bonggol batang pisang
Cara membuat: diparut dan diperas untuk diambil airnya
Cara menggunakan: diminum.


17. Mencegah Infeksi
Bahan: getah pelepah daun pisang


Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Menurut penelitian pisang mengandung kadar antara lain : - Vitamin A, B1, C - Lemak - Mineral (Kalium, chlor, natrium, magnesium, posfor ) - Karbohidrat - Dextrose - Air - Sucrose - Levulose - Zat Putih telut - Zat Tepung




Putri Malu

Putri Malu

(Mimosa pudica Linn.)

Sinonim :
= Mimosa asperata, Blanco.

Familia :
Mimosaccae



Uraian :
Tumbuh di pinggir jalan, tanah lapang, cepat berkembang biak, tumbuh tidur di tanah, kadang-kadang tegak. Batang bulat, berbulu dan berduri. Daun kecil-kecil tersusun majemuk, bentuk lonjong dengan ujung lancip, warna hijau (ada yang warna kemerah-merahan). Bila daun disentuh akan menutup (sensitif plant). Bunga bulat seperti bola, warna merah muda, bertangkai.


Nama Lokal :
Putri malu, si kejut, rebah bangun, akan kaget; Han xiu cao (China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Susah tidur (Insomnia), Bronkhitis, Panas tinggi, Herpes,; Reumatik, Cacingan;

Pemanfaatan :


BAGIAN YANG DIPAKAI:
Daun, akar, seluruh tanaman, segar atau yang dikeringkan.

KEGUNAAN:
1. Susah tidur (insomnia).
2. Radang saluran nafas (bronchitis).
3. Panas tinggi pada anak-anak.
4. Herpes (radang kulit karena virus).
5. Cacingan (ascariasis).
6. Rheumatik.

PEMAKAIAN: 15 - 60 gram, direbus.

PEMAKAIAN LUAR:
Luka, radang kulit bemanah (piodermi), herpes; Tanaman segar dilumatkan, ditempelkan di tempat yang sakit.

CARA PEMAKAIAN:
1. Insomnia:
a. Daun mimosa pudica 30 - 60 gr., direbus. Minum.
b. - Mimosa pudica (si kejut) 15 gr.
- Vemonia cinerea (sawi langit) 15 gr.
- Oxalis repens (calincing) 30 gr., semuanya direbus.

2. Chronic bronchitis:
a. Akar minosa pudica 60 gr. dan air 600 cc., direbus dengan api
kecil menjadi 200 cc, dibagi 2 kali minum. 10 hari adalah 1 kuur.
b. - Mimosa pudica 30 gr.
- Akar peristrophe roxburghiana 10 gr., keduanya direbus, dibagi
menjadi 2 dosis/hari.

3. Batuk dengan dahak banyak: Akar putri malu 10 - 15 gr., direbus.
4. Ascariasis: Mimosa pudica 15 - 30 gr., direbus.

5. Rheumatik:
15 gr akar Mimosa pudica direndam dalam arak putih 500 cc selama
2 minggu.

KONTRAINDIKASI (DILARANG DIPAKAI): Wanita hamil.


Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, astringen, agak dingin. Penenang (tranquiliser), sedative, peluruh dahak (expectorant), anti batuk (antitusive), penurun panas (antipiretic), anti radang (anti-inflammatory), peluruh air seni (diuretic). KANDUNGAN KIMIA: Mimosine.

Pacar Cina

Pacar Cina

(Aglaia odorata Lour.)

Sinonim :
= Camunium sinense, Rumph.

Familia :
Meliaceae


Uraian :
Pacar cina sering ditanam di kebun dan pekarangan sebagai tanaman hias, atau tumbuh liar di ladang-ladang yang cukup mendapat sinar matahari. Tumbuhan ini didatangkan dari Cina. Bunganya sering digunakan untuk mengharumkan teh atau pakaian. Perdu, tinggi 2 - 6 m, batang berkayu, bercabang banyak, tangkai berbintik-bintik kelenjar berwarna hitam. Daun majemuk menyirip ganjil yang tumbuh berseling, anak daun 3 - 5. Anak daun bertangkai pendek, bentuk bundar telur sungsang, panjang 3-6 cm, lebar 1 - 3,5 cm, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, permukaan licin mengilap terutama daun muda. Bunga dalam malai rapat, panjangnya.5 - 16 cm, warna kuning, dan harum. Buah buni, bulat lonjong, warnanya merah, panjang 6 - 7 mm, dengan ruang 1 - 3, biji 1 - 3. Perbanyakan melalui cangkok.


Nama Lokal :
Culan (Sunda). pacar culam (Jawa).; Pacar cina, culan (Sumatera). Mi zi lan (China). ;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Perut kembung, batuk, pusing, mempercepat persalinan, memar,; Bisul, darah haid banyak, bau badan, diare, sukar menelan.;

Pemanfaatan :


BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Bunga, daun, batang, dan ranting.

INDIKASI :
Bunga berkhasiat untuk
- perut kembung,
- sukar menelan, batuk, pusing, dan
- mempercepat persalinan.

Daun berkhasiat untuk
- memar, bisul, darah haid banyak, bau badan, dan diare.

CARA PEMAKAIAN :
Daun, bunga, atau ranting sebanyak 5-15 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, batang, ranting atau daun digiling halus lalu dibubuhkan ke tempat yang sakit.

CONTOH PEMAKAIAN :
1. Darah haid banyak :
Daun pacar cina segar sebanyak 1 genggam penuh dicuci bersih
lalu direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah
dingin disaring dan diminum. Sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.

2. Bau badan :
Daun pacar cina segar sebanyak 10 g dan daun sirih segar
sebanyak 7 lembar dicuci lalu direbus dengan 2 gelas air bersih
sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. Kemudian minum
sehari 2 kali, pagi dan sore, masing-masing 1/2 gelas.

CATATAN : Perempuan hamil dilarang minum.


Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Pacar cina bersifat pedas, manis, netral, masuk meridian paru, lambung, dan hati. KANDUNGAN KIMIA : Daun pacar cina mengandung minyak asiri, alkaloid, damar, garam mineral, dan tanin.

Pandan Wangi


Pandan Wangi

(Pandanus amaryllifolius Roxb.)

Sinonim :
= P. odorus Ridl. = P. latifolius Hassk. = P hasskarlii Merr.

Familia :
Pandanaccae


Uraian :
Pandan wangi tumbuh di daerah tropis dan banyak ditanam di halaman atau di kebun. Pandan kadang tumbuh liar di tepi sungai, tepi rawa, dan di tempat-tempat yang agak lembap, tumbuh subur dari daerah pantai sampai daerah dengan ketinggian 500 m dpl. Perdu tahunan, tinggi 1-2 m. Batang bulat dengan bekas duduk daun, bercabang, menjalar, akar tunjang keluar di sekitar pangkal batang dan cabang. Daun tunggal, duduk, dengan pangkal memeluk batang, tersusun berbaris tiga dalam garis spiral. Helai daun berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang sejajar, panjang 40 - 80 cm, lebar 3 - 5 cm, berduri tempel pada ibu tulang daun permukaan bawah bagian ujung-ujungnya, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk bongkol, warnanya putih. Buahnya buah batu, menggantung, bentuk bola, diameter 4 - 7,5 cm, dinding buah berambut, warnanya jingga. Pandan wangi selain sebagai rempah-rempah juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak wangi. Daunnya harum kalau diremas atau diiris-iris, sering digunakan sebagai bahan penyedap, pewangi dan pemberi warna hijau pada masakan atau penganan. Irisan daun pandan muda dicampur bunga mawar, melati, cempaka dan kenanga, sering diselipkan di sanggul supaya rambut menjadi harum, atau diletakkan di antara pakaian dalam lemari. Daun pandan yang diiris kecil-kecil juga digunakan untuk campuran bunga rampai atau bunga tujuh rupa. Perbanyakan dengan pemisahan tunas-tunas muda, yang tumbuh di antara akar-akarnya.


Nama Lokal :
Pandan rampe, p. seungit, p. room, p. wangi (Jawa).; Seuke bangu, s. musang, pandan jau, p. bebau, p. harum,; pandan rempai, p. wangi, p. musang (Sumatera). pondang,; pondan, ponda, pondago (Sulawesi).kelamoni, hao moni,; keker moni, ormon foni, pondak, pondaki, pudaka (Maluku).; Pandan arrum (Bali), bonak (Nusa Tenggara),;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rambut rontok, menghitamkan rambut, menghilangkan ketombe; Lemah saraf (neurastenia), tidak napsu makan, rematik, ; Pegal linu, sakit disertai gelisah.;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun.

INDIKASI :
Daun pandan berkhasiat untuk mengatasi:
- lemah saraf (neUrasthenia),
- tidak nafsu makan,
- rematik, pegal linu,
- sakit disertai gelisah,
- rambut rontok, menghitamkan rambut, dan
- ketombe.

CARA PEMAKAIAN :
Daun pandan segar sebanyak 2 - 5 lembar diiris-iris secukupnya lalu direbus atau diseduh, minum. Atau daun ditumbuk lalu diperas dan diminum. Pemakaian luar, daun dicuci bersih lalu digiling halus. Turapkan pada luka atau kulit kepala yang berketombe.

CONTOH PEMAKAIAN :
1. Lemah saraf :
Daun pandan segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu dipotong
kecil-kecil. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 gelas.
Setelah dingin disaring lalu diminum pagi dan sore hari, masing-
masing 1 gelas.

2. Rematik dan pegal linu :
a. Daun pandan segar sebanyak 3 lembar dicuci bersih lalu diiris
tipis-tipis. Seduh dengan 1/2 cangkir minyak kelapa yang telah
dipanaskan sambil diaduk merata. Setelah dingin siap digunakan
untuk menggosok bagian tubuh yang sakit.
b. Daun pandan segar sebanyak 5 lembar dan daun serai 20 lembar,
dicuci Ialu ditumbuk sampai halus. Tambahkan minyak kayu putih
dan minyak gandapura masing-masing 1 sendok makan. Aduk
sambil diramas sampai merata. Ramuan ini digunakan untuk
menggosok dan mengurut bagian tubuh yang sakit.

3. Gelisah :
Daun pandan segar sebanyak 2 lembar dicuci lalu diiris tipis-tipis.
Seduh dengan segelas air panas. Setelah -dingin disaring, minum
sekaligus. Lakukan 2 - 3 kali sehari, sampal tenang.

4. Rambut rontok :
Sebanyak 10 lembar daun waru muda yang segar, segenggam daun
urang-aring, 5 lembar daun mangkokan, 1 lembar daun pandan, 10
kuntum bunga melati, dan 1 kuntum bunga mawar, setelah dicuci
bersih lalu dipotong-potong secukupnya. Bahan-bahan tersebut
dimasukkan ke dalam panci email, lalu tambahkan rninyak wijen,
minyak kelapa dan minyak kemiri masing-masing 1/2 cangkir.
Panaskan sampai mendidih, lalu diangkat. Setelah dingin disaring,
siap untuk digunakan. Caranya, oleskan campuran minyak tadi ke
seluruh kulit kepala sambil dipijat ringan. Lakukan malam hari
sebelum tidur, esok paginya rambut dikeramas. Lakukan 2 - 3 kali
seminggu.

5. Menghitamkan rambut :
Daun pandan wangi sebanyak 7 lembar dicuci lalu dipotong-potong.
Rebus dengan 1 liter air sampai warnanya menjadi hijau. Embunkan
air rebusan tadi semalaman. Pagi harinya, campurkan rebusan daun
pandan tadi dengan air perasan 3 buah mengkudu masak. Air
campuran tadi lalu digunakan untuk meneuci rambut. Lakukan 3 kali
seminggu, sampai terlihat hasilnya.

6. Ketombe :
Daun pandan segar sebanyak 7 lembar dicuci bersih lalu digiling
halus. Tambahkan 1/2 cangkir air bersih sambil diremas merata.
Peras dan saring. Air perasan daun pandan ini lalu dioleskan ke
seluruh kulit kepala yang berketombe. Biarkan mengering, kalau
perlu olesan diulang sekali lagi. Kira-kira 1/2 - 1 jam kemudian,
rambut dibilas dengan air bersih. Lakukan setiap hari sampai
sembuh.

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Daun pandan mengandung alkaloida, saponin, flavonoida, tanin, polifenol, dan zat warna.

Padi

Padi

(Oryza, sativa L)

Sinonim :

Familia :
Poaccae (Gramincae)


Uraian :
Padi banyak varietasnya yang ditanam di sawah dan di ladang, sampai ketinggian 1.200 m dpl. Tanaman semak semusim ini berbatang basah, tingginya 50 cm - 1,5 m. Batang tegak, lunak, beruas, berongga, kasar, warna hijau. Daun tunggal berbentuk pita yang panjangnya 15-30 cm, lebar mencapai 2 ern, perabaan kasar, ujung runcing, tepi rata, berpelepah, pertulangan sejajar, hijau. Bunga rnajemuk berbentuk malai. Buahnya buah batu, terjurai pada tangkai, warna hijau, setelah tua menjadi kuning. Biji keras, bulat telur, putih atau merah. Butir-butir padi yang sudah lepas dari tangkainya disebut gabah, dan yang sudah dibuang kulit luarnya disebut beras. Bila beras ini dimasak, maka namanya menjadi nasi, yang merupakan bahan makanan utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Umumnya beras berwarna putih, walaupun ada beras yang berwarna merah. Tangkai butir 9 padi setelah dirontokkan gabahnya dan dijemur sampai kering, disebut merang. Padi yang termasuk keluarga rumput-rumputan ini ditanam dari bijinya secara langsung atau melalui persemaian dahulu.


Nama Lokal :
Pare, pantun, pari, padi (Jawa). pade, rom, r. pedeh, page,; eme, ome, banih, padi, pai, pari, pagri (Sumatera). wanat, ; fasa, alai, ara, fala, hala, ala hutu, ala utu, ala utut, hala,; alac tuwa, pinge, pinye, samasi, bira (Maluku). ame, eme,; pai, pae, bai, ase (Sulawesi). Pare, kekai, parei, bani, ; Parai, parei, pari (Kalimantan). padi, pantu, pantun, pade,; pare, fare, pari, pane, pare ui, hade aik, ale (N.Tenggara).; Reis (Jerman), riz (Perancis), riyst (Belanda), rice (Inggris).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Tidak napsu makan, gangguan pencernaan, beri-beri, kesemutan; Keguguran, demam, diare, gondongan, rematik, keseleo, bisul,; Radang payudara, radang kulit, rambut kotor, keringat berlebihan;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Selaput biji, biji, tangkai buah, dan. Selaput biji dijemur sampai kering.

KEGUNAAN :
Selaput biji (Gu ya) berkhasiat untuk mengatasi:
- lambung dan limpa lemah,
- tidak nafsu makan, gangguan pencernaan, rasa penuh di dada dan
perut,
- beri-beri, serta
- tangan dan kaki rasa kesernutan, baal.

Tangkai buah (merang) berkhasiat untuk mengatasi:
- rambut kotor, dan
- keguguran.

Biji (beras) berkhasiat untuk mengatasi:
- demam,
- diare,
- gondongan,
- rematik, keselco,
- radang payudara, radang kulit, dan
- bisul.

Akar (No tao ken) berkhasiat untuk mengatasi:
- keringat berlebiban, berkeringat spontan, dan
- filariasis.

CARA PEMAKAIAN :
Selaput biji (bekatul) sebanyak 10 - 15 g atau akar 15 - 20 g direbus, lalu airnya diminum. Untuk pemakaian luar, beras digiling halus bersama bahan lain, untuk pemakaian setempat. Merang dibakar, lalu tambahkan air. Campuran ini baik untuk mencuci rambut.

CONTOH PEMAKAIAN :
1. Diare
Segenggam beras merah disangrai sampai kuning, lalu digiling halus.
Seduh dengan air panas sambil diaduk merata, sampai menjadi kuah
kental. Ramuan yang disebut air tajin ini lalu ditambah sedikit garam.
Setelah dingin siap untuk diminum. Lakukan 2 - 3 kali sehari.

2. Pencuci rambut
Sebanyak 2 ikat tangkai buah kering (merang) dimasukkan ke dalam
panci atau bejana dari tanah liat. Kemudian merang dibakar sampai
semuanya hangus menjadi abu. Tambahkan 1 liter air, lalu
embunkan di udara terbuka semalaman. Ambil air yang bening untuk
keramas. Selesai keramas, bilas dengan air perasan 1 buah jeruk
purut yang telah masak dan diencerkan dengan 2 gelas air.
Kemudian rambut dikeringkan dengan cara diangin-anginkan.
Lakukan 3 kali dalam seminggu.

3. Gondongan :
Ambil sekepal nasi panas, urutkan pada bagian pipi yang bengkak.

4. Rematik :
Sediakan beras merah 1 sendok, lempuyang sepanjang 1/2 jari
tangan, dan cabai rawit 3 buah. Semua bahan tersebut setelah
dicuci bersih lalu ditumbuk sampai menjadi seperti bubur. Balurkan
ke tempat yang sakit.

5. Mematangkan bisul : Untuk bisul yang besar dan keras dikompres
dengan bubur nasi.

6. Beri-beri :
Siapkan bekatul beras merah sebanyak 3 sendok makan lalu seduh
dengan 100 cc susu sapi sambil diaduk merata. Minum selagi
hangat. Lakukan 2 kali sehari.


Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Akar bersifat hangat dan manis. Selaput biji (kulit ari) bersifat manis, netral, serta masuk meridian limpa dan lambung. KANDUNGAN KIMIA : Biji mengandung karbohidrat, dextrin, arabanoxylan, xylan, phytin, glutelin, enzim (phytase, lypase, diastase), dan vitamin B,

CINCAU (Cyclea barbata)

CINCAU (Cyclea barbata)

Tanaman termasuk familia Menispermaceae. Tempat tumbuh tanaman ini dari dataran rendah sampai 800 meter di atas permukaan laut. Hidup liar di semak belukar atau pinggir hutan tempat terbuka. Kadang-Kadang ditanam orang di pagar atau dirambatkan pada pohon di ladang-ladang.

Untuk pengembangbiakannya karena jarang berbuah, tumbuhan ini biasanya diperbanyak dengan akarnya.
Nama lain : camcauh (Sunda), kepleng (Jawa), juju, tarawulu.

Tanaman ini mengandung : sejenis karbohydrat yang mempunyai sifat menyerap air sehingga bisa terbentuk massa seperti agar-agar apabila diremas-remas dalam air. Juga ada zat lemak, alkaloid siklein, kardioplegikum, tentradine, isotentradine dan dimetil tentradine.

Kegunaan :

Obat demam: Rimpangnya diiris-iris halus kemudian direbus dengan air, perasannya diminum. (3)

Obat sakit perut, tekanan darah tinggi, keracunan makan udang: Daun diremas-remas dengan air sampai air menjadi hijau, biarkan menjadi seperti agar-agar dan diminum bersama gula jawa. (3)(mrd)


SUMBER :

Dalimartha, Setiawan. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Ungaran : Trubus Agriwidya, 1999.

Muhlisah, Fauziah. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : Penebar Swadaya, 1999.

Tampubolon, Oswald T. Tumbuhan Obat. Jakarta : Penerbit Bhratara, 1995.

Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : PT. Intisari Mediatama, 1999.


Bissmilahorrohmanirrohim

Assalamualikum wr.wb.